Jumat, 05 April 2013

Sebentar Lagi, Astronot Bisa Cetak Makanan di Luar Angkasa




NEW YORK, KOMPAS.com – Selama ini, para astronot di International Space Station bertahan dengan makanan kemasan yang variasi rasa dan bentuknya membosankan. Tapi, kebosanan itu bakal segera berlalu dengan adanya teknologi printer 3D.

Jeffrey Lipton, peneliti dari Cornell University, Amerika serikat, membuat printer 3D khusus yang digunakan untuk mencetak makanan. Printer itu diberi nama Fab@Home 3D Food Printer.

Mesin ini didesain agar mampu mencetak makanan dengan berbagai rasa dan tekstur, menyerupai makanan aslinya. Bahan dasar yang digunakan adalah suspensi hidrokoloid yang bisa dimakan dan penambah rasa. 

Uniknya, printer bisa menyusun lapisan rasa makanan. Printer bisa meniru cara mulut merasakan beragam makanan.

Michelle Terfansky, astrnot dan peneliti dari University of Southern California mengatakan bahwa printer 3D bisa membuat makanan para astronot lebi menggairahkan. Saat ini, makanan mereka masih jauh dari ideal.

Ia menambahkan, printer 3D akan mampu mengurangi penggunaan ruang dan jumlah limbah yang dihasilkan dengan semakin sedikitnya wadah kosong yang harus dibersihkan.

Saat ini, beberapa kendala masih perlu dipecahkan. Lipton mengatakan, saat akan menciptakan makanan seperti keju mozarella atau jamur, rasanya memang mirip tetapi tetap terasa berbeda, belum seperti yang diharapkan. Kondisi itu disebut "the uncanny valley food".

Ke depan, tim peneliti berencana untuk menyempurnakan rasa dari makanan tiruan yang dihasilkan. Terfansky mengatakan, setelah soal rasa dipecahkan, barulah estetika digarap.

Diberitakan Discovery, Rabu (20/2/2013), diperkirakan butuh waktu 5 – 10 tahun bagi peneliti untuk menciptakan sebuah mesin cetak makanan 3D yang menghasilkan makanan tiruan yang sempurna. Kesulitanya juga banyaknya makanan yang kompleks. Sayur dan buah tentunya sulit ditiru. 


Sumber :
DISCOVERY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar