Jumat, 05 April 2013

Pesan NASA saat Bumi Menghadapi Ancaman Hantaman Asteroid


The passage of asteroid 2012 DA14 through the Earth-moon system, is depicted in this handout image from NASA. On February 15, 2013, an asteroid, 150 feet (45 meters) in diameter will pass close, but safely, by Earth. The flyby creates a unique opportunity for researchers to observe and learn more about asteroids.  REUTERS/NASA/JPL-Caltech/Handout  (OUTER SPACE - Tags: SCIENCE TECHNOLOGY) THIS IMAGE WAS PROCESSED BY REUTERS TO ENHANCE QUALITY. AN UNPROCESSED VERSION WILL BE PROVIDED SEPARATELY FOR EDITORIAL USE ONLY. NOT FOR SALE FOR MARKETING OR ADVERTISING CAMPAIGNS

CAPE CANAVERAL, Florida (Reuters) – Pimpinan NASA, Charles Bolden memiliki nasihat untuk mengatasi asteroid terbesar yang akan menghantam New York City, yaitu berdoa.

Itu berlaku untuk Amerika Serikat atau negara lainnya, yang menghadapi terjangan asteroid dan meteor yang mungkin saja akan menghantam Bumi, kata Bolden kepada badan legislatif dalam sidang House of Representatives Science Committee pada Selasa.

Sebuah asteroid yang jatuh pada 15 Februari di Chelyabinsk, Rusia, diperkirakan berdiameter sekitar 15,67 meter tersebut mengakibatkan gelombang kejut yang menghancurkan jendela dan gedung-gedung. Lebih dari 1500 orang mengalami cedera.

Beberapa saat kemudian di hari yang sama, sebuah asteroid lainnya yang ditemukan tahun lalu dan berukuran lebih besar melintasi Bumi dengan jarak 5.1816 meter dari Bumi, lebih dekat dibandingkan satelit jaringan televisi dan satelit cuaca yang mengelilingi Bumi.

“Kejadian tersebut memberikan bukti bahwa kita tinggal di sebuah sistem tata surya yang aktif dan berpotensi dilalui oleh benda-benda berbahaya di sekeliling kita dengan frekuensi yang mengejutkan,” kata ketua komite tersebut, Lamar Smith, anggota dari Partai Republik asal Texas. Rapat dengar pendapat itu digelar untuk mengetahui apa yang harus dilakukan dan berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk melindungi Bumi.

NASA menemukan dan melacak sekitar 95 persen objek besar yang terbang di sekitar Bumi, beberapa berdiameter 1 km.

“Sebuah asteroid sebesar itu, satu kilometer atau lebih, kemungkinan bisa mengakhiri peradaban,” kata John Holdren, penasihat sains untuk Gedung Putih yang hadir dalam rapat tersebut.

Namun hanya sekitar 10 persen dari jumlah yang diperkirakan, atau 10 ribu asteroid, yang berpotensi menjadi asteroid “penghancur kota”. Salah satu asteroid tersebut berdiameter 50,3 meter, tambah Holdren.

Rata-rata, objek berukuran sebesar itu diperkirakan akan menghantam Bumi setiap 1.000 tahun sekali.

“Dari informasi yang kami miliki, kami tidak mengetahui adanya asteroid yang akan mengancam populasi Amerika Serikat,” kata Bolden. “Tapi jika asteroid itu akan menghantam kita dalam tiga pekan, maka berdoalah.”

Sebagai tambahan dalam usaha pengawasan dan membangun kerja sama, NASA berusaha mengembangkan teknologi untuk mengalihkan sebuah objek yang mungkin akan menghantam Bumi.

“Peluang sebuah benda langit yang menghantam Bumi dan menyebabkan kehancuran serta korban jiwa yang besar sangat kecil, namun potensi dari kejadian itu sangat besar dan masuk akal untuk memperhitungkan risikonya secara serius,” kata Holdren.

Sekitar 66 juta tahun yang lalu, sebuah benda langit dengan diameter berukuran 9,65km menghantam lokasi yang kini merupakan semenanjung Yucatan di Meksiko, memicu kepunahan dinosaurus, serta sebagian kehidupan hewan dan tumbuhan di Bumi.

Asteroid yang meledak di Rusia pada bulan lalu adalah benda langit terbesar yang menghantam atmosfer bumi sejak kejadian Tunguska di 1908, saat sebuah asteroid atau komet meledak di Siberia, memusnahkan 80 juta pohon di wilayah seluas 2150km persegi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar