Meteor yang meledak di atas langit Rusia Jumat (15/2) kemarin ternyata
memiliki kekuatan 20 kali lipat dari bom atom yang meluluhlantakkan kota
Hiroshima di Jepang dan mengakhir Perang Dunia II, menurut seorang
ilmuwan di badan antariksa Amerika Serikat NASA.
Untungnya, “atmosfer menyerap sebagian besar energi yang keluar," kata Amy Mainzer, ilmuwan di laboratorium Propulsi Jet NASA.
Menurut badan tersebut, meteor itu berukuran sebuah bus dengan massa sekitar 7.000 ton dan daya ledak 20 kali bom atom.
Meteor itu menyambangi bumi hanya beberapa jam sebelum asteroid seukuran kolam renang bernama 2012 DA14 mendekati bumi hingga jarak 28.000 km atau lebih dekat dari beberapa satelit di orbit.
Jim Green, direktur ilmu planet NASA, menyebut peristiwa beruntun itu sebagai pertunjukan yang menakjubkan.
"Ini sangat jarang dan bahkan bernilai historis," kata dia dalam acara televisi yang disiarkan NASA.
"Bola-bola
api seperti ini terjadi kira-kira sekali sehari, tapi kita tidak bisa
melihatnya karena banyak dari mereka jatuh di samudera atau wilayah
terpencil.”
Warga Rusia di sekitar lokasi ledakan mengaku melihat cahaya terang menyilaukan sebelum terjadinya ledakan.
"Saya
terbangun karena mendengar ledakan. Rasanya seperti seluruh gedung
berguncang," kata Igor Chudnovsky, seorang direktur komersil di kota
Chelyabinsk di wilayah pengunungan Ural.
"Saya melihat cahaya, seperti berasal dari bom nuklir, yang saya tonton di film-film dokumenter."
Serpihan-serpihan
meteor menyebar di Chelyabinsk yang berdekatan dengan Kasakhstan.
Gelombang getaran menghancurkan jendela-jendela sekolah, perkantoran dan
perumahan dalam temperatur yang ketika itu sangat dingin.
Sebagian
besar korban cedera karena terkena pecahan kaca. Tak lama kemudian,
sebuah lubang besar ditemukan di permukaan es danau yang membeku.
Menurut
NASA, bola api itu adalah yang terbesar sejak 1908, ketika sebuah
meteor menghantam Tunguska di Siberia dan merubuhkan 80 juta pohon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar