Meteor yang menghantam wilayah pegunungan Ural, Rusia, Jumat (15/2) lalu
mengejutkan dunia karena sempat tidak terdeteksi hingga menghantam
bumi.
Banyak kalangan kemudian mengaitkan meteor yang jatuh di Rusia itu
dengan Asteroid 2012 DA14 yang melintas dekat orbit bumi Sabtu (16/2)
dini hari. Namun, NASA membantah hal itu. Dua peristiwa itu sama sekali
tak terkait.
Hal itu juga diamini oleh pakar astronomi dan astrofisika Lembaga Penerangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin.
Menurutnya, asteroid 2012 DA14 tidak berdampak apapun. "Hanya terlihat
seperti bintang redup yang lewat dari selatan ke utara," tuturnya saat
dihubungi Media Indonesia, Sabtu (16/2).
Thomas menjelaskan saat ini peristiwa tumbukan Bumi dengan benda langit
kerap terjadi. Sebelumnya pada 8 Oktober 2009 juga sempat terjadi
kejatuhan benda langit sebesar 10 meter di wilayah Laut Bone Sulawesi.
Artinya, dalam waktu lima tahun, meteor kembali menghantam Bumi.
"Biasanya rerata waktu tumbukan bumi dengan benda langit akan terjadi
setiap 12 tahun sekali. Belakangan ini kasus tersebut memang agak cepat
terjadi, tapi mengingat memang ada jutaan benda langit tanpa orbit di
sekitar Bumi maka hal tersebut bukan anomali," ujar Thomas.
Thomas menegaskan tumbukan benda langit dengan Bumi tersebut merupakan kejadian yang wajar.
"Ada jutaan benda langit yang melayang di udara dan sebagai salah satu
benda langit pula maka posisi Bumi amat memungkinkan untuk bertumbukan
dengan benda langit lainnya," jelas Thomas.
Tumbukan benda langit menurut Thomas cenderung berbahaya dari sisi efek
kejut yang dihasilkannya. Karena kecepatan jatuhnya bisa mencapai 30 km
per detik.
"Jadi bayangkan saja kalau sampai jatuh di daerah padat penduduk.
Meskipun kecil saja tapi tekanan kecepatan jatuh tersebut akan
bertabrakan dengan tekanan udara bumi sehingga efek kejut yang
dihasilkannya bisa saja cukup berbahaya," jelas Thomas.
Beberapa fakta tumbukan benda langit yang cukup berdampak besar pada
kerusakan bumi antara lain tumbukan asteroid pada 30 juni 1908 di
Siberia. Saat itu, asteroid seluas 10 km jatuh dan menyebabkan kerusakan
hutan seluas DKI Jakarta di kawasan tersebut.
Sedangkan tumbukan besar lainnya terjadi di semenanjung Bukatan,
Meksiko, 65 juta tahun lalu menyebabkan iklim di Bumi berubah drastis.
"Yang terakhir ini bahkan dipercaya hingga sekarang sebagai penyebab
punahnya dinosaurus," papar Thomas.
Sumber: Metrotvnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar